Harga Gabah di Bonto Kapetta II Tak Sesuai HPP, Petani Terpaksa Jual di Bawah Harga Pemerintah

Daerah158 Dilihat

Maros, FOLDERINDONESIA.COMPetani di wilayah Bonto Kapetta II, Kelurahan Allepolea, Kecamatan Lau, Kabupaten Maros, menghadapi ketidakstabilan harga gabah. Meskipun pemerintah telah menetapkan Harga Pembelian Pemerintah (HPP) sebesar Rp6.500 per kilogram, harga di lapangan mengalami penurunan seiring waktu. Jika di awal panen harga masih sesuai dengan ketetapan pemerintah, kini di akhir panen harga turun menjadi Rp6.100 per kilogram.

Muh Ardiansah, salah satu petani millenial di daerah tersebut, mengungkapkan bahwa kondisi ini sangat berdampak bagi para petani, terutama menjelang akhir Ramadan ketika harga kebutuhan pokok meningkat.

“Di awal panen, harga gabah masih sesuai dengan yang ditetapkan pemerintah, tetapi lama-kelamaan harga semakin turun hingga menjadi Rp6.100. Hal ini sangat berpengaruh bagi petani, karena sebagian besar dari mereka hanya mengandalkan hasil penjualan gabah untuk memenuhi kebutuhan, terutama saat harga kebutuhan pokok naik menjelang Lebaran,” ujarnya.

Situasi ini menimbulkan keresahan di kalangan petani yang merasa tertekan oleh biaya produksi yang terus meningkat. Mereka berharap ada langkah konkret dari pemerintah untuk menjaga stabilitas harga gabah, sehingga petani tidak terus dirugikan dan dapat memperoleh hasil yang layak dari panen mereka.

Muh Ardiansah juga menyoroti pentingnya peran pemerintah dalam mengawasi harga gabah di lapangan.

“Seharusnya ada peringatan dari pemerintah kepada tengkulak atau pembeli agar mereka tidak semena-mena memainkan harga. Jika perlu, ada sanksi tegas bagi mereka yang tidak membeli sesuai dengan harga yang telah ditetapkan pemerintah. Jika tidak ada pengawasan dan tindakan nyata, maka permainan harga akan terus terjadi dan petani yang selalu dirugikan,” tegasnya.

Para petani berharap pemerintah segera mengambil langkah tegas untuk memastikan harga gabah tetap stabil dan sesuai dengan kebijakan yang telah ditetapkan, agar mereka tidak mengalami kerugian besar akibat ulah oknum yang mempermainkan harga di lapangan. (*)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *