folderindonesia.com – Lelaki Pemberani dari Letta. Pada 1996 kali pertama penulis berjumpa dengan Wakil Ketua Komnas HAM di zaman Ali Said, S.H.ketua dan Sekjend Komnas HAM Prof.Baharuddin Lopa,S.H. Dalam pertemuan singkat penulis dengan A.A.Baramuli, ia menolak memberi kata pengantar di buku yang penulis tulis bertajuk”Saudagar Bugis Makassar, 1996”, namun penulis tetap kukuh memburu Lelaki Pemberani Dari Letta ini.

Pada akhirnya, A.A.Baramuli merestui permintaan kata pengantar buku penulis, dan beliau meminta penulis hijrah ke Jakarta, pada 1997. Dan hijrah ke Jakarta dan rupanya orang tua yang penulis muliakan ini, telah mempersiapkan pekerjaan buat penulis untuk menulis Buku 70 Tahun Baramuli, Pantang Menyerah” terbit pada 2000.
Dan buku inilah kemudian mengantar penulis berkeliling dari kampus ke kampus di Indonesia Timur, Jakarta dan Jawa untuk membedahnya bekerja sama dengan sejumlah Kampus.
Penulis bersyukur karena buku ini dicetak pada percetakan Gramedia Palmerah sejumlah 10.000 eksemplar. Dari buku pertama, kedua, ketiga, keempat, kelima dan seterusnya mantan Gubernur Sulut dan Sulteng dan Hakim Arbitrase Internasional dan pemilik Group Usaha Poleko ini, wafat pada 2006 dan dimakamkan di TMP Kalibata Jakarta.
Orang tua mulia sekaligus Ayah yang penulis anggap sebagai Ayah Besar penulis telah mengajarkan kejujuran, keberanian dan konsistensi. Almarhum A.A.Baramuli memberi sarung Sabbe pada Perayaan Ultah 70 Tahun beliau di Shangrilla Hotel.
Penulis berbahagia karena tampil berbicara dan sepanggung dengan Prof.Awaluddin Djamin, Prof.Ismail Suny, Dr.Abdul Gaffur dan Aristides Katoppo, di depan 1.000 orang tokoh-tokoh nasional, tepatnya di Ballroom Shangrilla. Hadir BJ Habibie, Try Sutrisno, Nelly Adam Malik, Gusdur, Sukandani Sahid, Akbar Tandjung, Hamzah Has, dan ratusan tokoh Nasional.