Nilai Punya Program Pemberdayaan Perempuan, Emak-Emak Solid Dukung Chaidir – Muetazim

Politik159 Dilihat

MAROS,FOLDERINDONESIA.COM – Emak-emak atau Ibu Rumah Tangga (IRT), mereka kerapkali dijuluki sebagai ras terkuat di bumi.

Istilah itu melekat dan kian populer pada mereka diberbagai lini media sosial. Baik sebagai candaan dan fakta yang ada.

Pasalnya, kelompok ini kerapkali sulit dikalahkan oleh kaum lelaki di hampir setiap persoalan apalagi dalam debat dan urusan mempengaruhi.

Pada pilkada maros 2024, kelompok ini kembali terjun ke dunia politik. Mereka  tidak hanya sibuk persoalan rumah tangga.

Melainkan kini bergerak memenangkan pasangan nomor urut 2 Chaidir-Muetazim untuk menumbangkan kotak kosong.

Sepertihalnya yang dilakukan oleh relawan Mom’s Keren, mereka mulai bergerak berkampanye dari pintu ke pintu, mengajak warga memilih Paslon nomor urut 2 Chaidir Syam-Muetazim Mansyur sebagai calon bupati dan wakil bupati Maros.

Koordinator relawan Mom’s Keren, Fitriani bahkan menargetkan kemenangan 90 persen suara pemilih perempuan.

“Total pemilih perempuan itu 144 ribuan. Bedanya sekitar 10 ribuan dengan pemilih laki-laki. Makanya sangat potensial digarap khusus,” katanya, Jumat (04/10/2024).

Fitri yang juga Eks anggota DPRD Maros itu mengaku, antusias pemilih perempuan sangat tinggi ke pasangan Chaidir – Muetaziem karena dianggap sebagai sosok yang sangat ramah dan dekat dengan rakyat.

“Yang mereka tahu itu Pak Bupati itu sangat ramah orangnya. Mereka juga merasakan selama ini ada banyak perubahan. Terutama dari sisi pelayanan pemerintah,” paparnya.

Tak cuma itu, di era Chaidir Syam memimpin sebagai Bupati, peran kaum perempuan dalam pembangunan yang selama ini termarjinalkan semakin mendapatkan tempat.

“Kita tahu program inklusi yang dijalankan oleh Pemerintah menjadikan peran perempuan semakin besar dibuktikan dengan adanya Musrembang khusus perempuan,” terangnya.

Dalam menjalankan misi itu, Fitri mengaku, dalam sehari ia bersama timnya mampu mendatangi 3 hingga 5 titik di setiap kecamatan hingga dusun.

“Kami akan terus bergerak sebagai simbol bahwa kaum perempuan berada di gerbong pak Chaidir. Bukan di yang lain,” pungkasnya.

Tinggalkan Balasan