JAKARTA, FOLDERINDONESIA.COM – Menjelang pelantikan Donald Trump sebagai Presiden Amerika Serikat untuk masa jabatan kedua, perhatian global semakin tertuju pada dampak potensial kebijakan ekonomi yang akan diambil oleh pemerintahan Trump. Para analis dan pelaku pasar dunia mencatat bahwa kebijakan ekonomi yang direncanakan oleh Trump bisa memiliki dampak signifikan terhadap ekonomi global, baik dari sisi perdagangan internasional, kebijakan fiskal, maupun investasi asing.
Rencananya pelantikan Donald Trump sebagai presiden AS ke 47 akan dilaksanakan pada 20 Januari 2024 pukul 12.00 waktu setempat, atau bertepatan Selasa 21 Januari pukul 00.00 waktu Indonesia barat.
Banyak yang memprediksi bahwa pemerintahan Trump akan terus fokus pada kebijakan proteksionisme, dengan meningkatkan tarif impor dan mendorong kebijakan “America First” yang dapat mempengaruhi hubungan dagang antara Amerika Serikat dan negara-negara besar lainnya. Langkah ini dapat menambah ketegangan dalam hubungan perdagangan, khususnya dengan China dan Uni Eropa, yang selama ini menjadi mitra dagang utama AS.
Selain itu, kebijakan fiskal yang agresif, seperti pengurangan pajak dan belanja infrastruktur, juga menjadi perhatian utama. Sementara beberapa pihak menganggap kebijakan ini akan merangsang pertumbuhan ekonomi domestik, terdapat kekhawatiran bahwa hal tersebut dapat meningkatkan defisit anggaran Amerika Serikat dan memicu ketidakpastian di pasar global. Dampaknya, inflasi dan suku bunga di negara-negara besar mungkin akan mengalami perubahan signifikan.
Para pelaku pasar saham juga memantau langkah-langkah yang mungkin diambil oleh Trump terkait regulasi sektor teknologi dan energi, yang merupakan dua sektor penting bagi ekonomi global. Pemotongan regulasi di sektor-sektor ini dapat mempengaruhi perusahaan multinasional dan investor yang memiliki eksposur signifikan terhadap pasar AS.
Dengan pelantikan yang semakin dekat, ekonomi global sedang memasuki masa yang penuh ketidakpastian, di mana kebijakan-kebijakan yang diambil oleh Presiden Trump diprediksi akan membentuk arah perekonomian internasional dalam beberapa tahun ke depan. Para pemimpin dunia dan pelaku ekonomi pun berharap bahwa kebijakan yang diambil dapat menciptakan stabilitas global, sekaligus mengurangi potensi ketegangan yang bisa merugikan berbagai negara.
